Rabu, 27 Juni 2012

Kak Linda Tetanggaku

Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini 19 tahun. Kuliah
dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua
setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri
sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa
saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg. Di situs ini aku
akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa
yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena
pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku
masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini
benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.

Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di
bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang
sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama
namanya Rio di sudah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang
satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah semester 4
jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota
kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri.
Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup
seusianya tidak besar banget tapi kenceng.

Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main
dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu
ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri
ditinggal bersama kakaknya Linda.

"Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus"ajak
Putri

Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi
pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan
seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang
dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena
masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya
didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya
mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari
kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri
kakaknya di depan pintu masuk.

"Hai kak baru pulang dari kampus"
"Ngapain kamu buka baju segala" Kak Linda memandangi adiknya.
"Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi
jadi dokternya, tapi sepi kak masa pasiennya cuma satu. Kakak
lelah nggak. Ikutan main ya kak?"
"Oh mainan toh... Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian
dulu gerah banget nih"

Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri
asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur
disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat cantik ketika
berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan
kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.

"Ayo Kak cepetan, malah bengong" ajak Putri pada kakaknya.

Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena
udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia
ganti baju

"Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas
banget" Kak Linda menyuruh kami.

Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana
panjangnya, dia memakai cd warna putih berenda dengan model
g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha
putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya
dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh
kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia
membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya
ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena belum
pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku
melihat pantatnya yang uuuhhh. Dia memilih baju agak lama,
otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia
memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa
bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna
coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari
Putri. Putri melihatku.

"Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian
kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi."
Kak Linda ngomel,"Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa
lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya
Ren?"dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu."Tapikan kak, susunya
kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi."
Putri menjawab ketus."Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu
juga nggak malu sudah ayo main lagi." Linda menjawab adiknya.
Kami pun bermain kembali.

Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya,
dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di
dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia
memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena
malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia
merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu
ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.

"Kak ngapain... Emang enak banget diperiksa... Kayak orang
sakit beneran banget." Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda pun berhenti."Yuk kita mandi soalnya sudah sore
lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan." Ajak
Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju
ganti.

Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban
yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun
bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada
shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya
dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama 
kakaknya dia suruh 
buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak Linda
melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah
tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi
horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya.
Jreng... Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra
tranparan ama cd yang tadi dia pake dihadapan kami.

"Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak
kecil."
"Ihh... Kakak... Punya kakak itu menonjol" ledek adiknya.

Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku."biarin"sambil
dia pegang sendiri putting dia menjawab lalu dia membasahi
badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara
cewek lagi berkembang. Beitu kena air dari shower bra Kak
Linda agak melorot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku.
Payudaranya hendak seakan melompat keluar.

"Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya...".

Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan
anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras
gede banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta
menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak
Linda melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada
waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan
mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia
kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.

"Ooohh... Apa itu..." (pura pura dia tidak tahu) Putripun
tertawa melihatnya.
"Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras
tapi culun ya kalau belum disunat" Kak Linda memberitahukan
pada adiknya.

Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.

"Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak" pinta Kak
Linda pada kami.
"Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang
desa." adiknya menjawab.

Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing
dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan
pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi
payudaranya.

"Sudah buka aja sekalian cd nya nanti kotor kena bau cd
kakak," ujar Putri kepada kakaknya.

Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan cdnya dengan hati
hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat
wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri
membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya
yang sudah telanjang bulat.

"Kak anu... anu... Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada
rambutnya dikit," aku memujinya.

dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya
lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri
kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku,
ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak
Linda terus berdiri sambil melirikku.

Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang
dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil
mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung
menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya
saran plus ide gila.

"Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya."

Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami
jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.

"Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum" dia berkata pada
kami.

Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku
pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar
kepalaku ditarik ke arah payudaranya.

"Ayo sedot yang kuat... Ahhh... Cepet... Gigit pelan pelan...
Acchhh," kata itu keluar.

Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya.
Tiba tiba Putri berhenti.

"Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan
aja sudah jamnya kamu les" Putri pun bergegas turun dan
berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia
lagi.

Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku
dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu
yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan
memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku
untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan
penisku.

Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun
dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka
selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.

"Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu
kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak
yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vagina" akupun
hanya mengangguk.

Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan
handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian
luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya
dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub
melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti
sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia
suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar
dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok
dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku
berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan
tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan
tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya. 


...Seeerrr... Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak
sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek.
Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung
menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga
kelihatan kepalanya.

"Kakak enggak jijik ya kan buat kencing" aku bertanya pada dia
tapi dia terus mengulumnya maju mundur.

Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku
langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia
menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak
sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar
semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk
didalam mulutnya.

"Kak aku mau kencing dulu" aku menyela.

Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan
kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi
tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu
dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana
seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba
kacanga itu menjadi sangat keras.

Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan
lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus
menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah
beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vagina.

"Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget
rasanya" dia menyuruhku.

Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia
menyuruh aku untuk menekan keras. Dan blesss masuk semuanya
dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.

"Acchc terus... yang cepet... ah... ah... ah..." dia mendesis,
dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.

Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua
daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak
ada yang air mengalir. Dan serrr... seeerrrs air kencingku
membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar
dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil. Kemudian dia
berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku
seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku
melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang.
Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan
kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama
adiknya.

Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa
yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya
karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu
dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya
tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin
terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. 

0 komentar:

Posting Komentar