This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions..

Rabu, 27 Juni 2012

Korban Ectasy


Namaku Koke. Aku sebenarnya kuliah di Universitas Tarumanegara, Jakarta. Kehidupanku amatlah nikmat dan glamour. Uang, mobil mewah, handphone semuanya disediakan. Aku juga kos di tempat yang megah dengan kamar ber-AC. Tapi kehidupan Jakarta yang penuh godaan membuatku terjerumus. Semua hal yang buruk pernah kujalani di Jakarta. Dan yang paling parah aku sering berjudi. Karena hobi berjudi itulah, aku kena batunya. Waktu itu pertandingannya Chelsea vs Tromso, aku pasang pertama 10 juta, setengah permainan aku pasang lagi 10 juta. Seperti yang kalian tahu Chelsea membantai Tromso 7-1 dan aku kalah sekitar 30 jutaan. Dengan perasaan takut aku segera telepon orang tuaku. Seketika itu juga mereka mengirimkan uang dan segera menarikku dengan paksa dari Jakarta kembali ke Solo.Di Solo aku menjadi pengangguran. Tiap hari dimarahi oleh orang tuaku. Dalam hatiku, aku ingin sekali berubah dan melanjutkan studiku kembali. Kusampaikan keinginanku dan kedua orang tuaku menerimanya. Mereka mengusulkan agar aku kuliah saja di UKSW Salatiga karena dekat dengan Solo. Akhirnya aku kuliah di Salatiga, kota kecil yang sepi. Kehidupan Jakarta yang ramai dan ceria berubah menjadi suram dan sepi. Tapi apa mau dikata, aku harus mengembalikan kepercayaan orang tuaku. Aku mengambil jurusan Pariwisata atau setara dengan D2. Aku disana mempunyai pacar sebut saja namanya Mila, anak Semarang.Kadang-kadang rasa sepi menghantui diriku. Kehidupan kota metropolitan yang serba nikmat membuatku ketagihan. Kadang aku ke diskotik di kota Solo, Legend atau Nirwana dan tripping di sana. Mila tentu saja tidak mengetahuinya karena aku selalu pergi setelah kosnya tutup. Pada hari Selasa, aku pergi ke Solo setelah kos Mila tutup. Sudah lama aku tidak trip. Kulihat banyak juga anak Salatiga yang juga tripping di sana. Aku juga " neken", obatnya waktu itu Pink Love kalau tidak salah. Memang benar-benar nikmat obat itu. Nah, pada saat aku asyik trip, ada seorang cewek di sebelahku yang juga triping. Usianya sekitar 23- an, tubuhnya seksi luar biasa. Kaos yang dipakainya tidak dapat menyembunyikan kebesaran buah dadanya ditambah lagi pantat yang seksi, yang terus bergoyang sensual mengikuti irama house music. Aku cuek saja, mencoba menikmati obatku. Tiba-tiba saja dia terhuyung-huyung dan hampir menjatuhi aku. Aku segera menangkapnya dan langsung BT. Sialan! Kulihat raut wajahnya pucat pasi dan nafasnya memburu. Nih, cewek pasti over dosis! Kulihat di mejanya ada dua gelas Long Island. Kulihat keadaannya agak gawat. Kupapah dia keluar diskotik dan kumasukkan ke mobilku. Aku segera melarikan mobilku ke Rumah Sakit. "Eh... jangan ke Rumah Sakit... jangan!" begitu rintihnya ketika dia mengetahui bahwa aku menuju ke RS. "Terus ke mana, kamu kan OD! Minum berapa sih?" "Pertamanya cuma 2 tapi disodok lagi 1 sama temenku terus ditambahin Long Island." Aku berpikir nih cewek pasti OD sekaligus mabuk. Setelah kubelikan susu, kami akhirnya malah jalan-jalan keliling Solo. Kami berkenalan, dia bernama Sandra. "Kamu sering trip, San?" terus dia jawab "Baru tiga kali." Aku heran banget baru tiga kali dosisnya sudah segitu banyak. "Kamu kuliah di Salatiga kan?" tanyanya. Aku jawab, " Dari mana kamu tahu?" Dia jawab, "Siapa sih mahasiswa UKSW yang bawa..." katanya sambil menyebut merek mobilku. Aku hanya tersenyum, memang di Salatiga cuma aku yang bawa jeep berkelas di kota sekecil ini. Rada kampungan!Dia sebenarnya datang bersama teman- temannya tapi entah kenapa teman- temannya malah pergi ke Balekambang. Dia mengajakku langsung ke Salatiga sekalian pulang. Tak lama kemudian aku sampai ke Salatiga. Dia hendak kuantar ke kosnya di Jalan Diponegoro. Tapi dia menolak dengan alasan dia "on" lagi. Memang kurasakan tangannya kembali dingin dan tubuhnya bergetar. Aduh... payah, nih! Dengan terpaksa aku ke kosku. Kasihan kalau dia masih "on". Waktu itu masih jam 02.30. Begitu masuk ke kontrakanku, giginya sudah gemeretak tanda sudah tinggi. Segera saja kuputarkan house music di kamarku. Dia menggerakkan kembali tubuhnya dengan gerakan yang sensual dan merangsang birahi. Tapi aku cuek saja. Mau ereksi saja susah! Aku juga merasa "on" lagi. Sambil bersandar di sofa, aku mulai menggelengkan kepala.Hentakan house music semakin meninggi, dia semakin gencar menggerakkan tubuhnya. Buah dadanya yang menggunung bergoyang seperti kesetanan. Kaos ketatnya sudah basah oleh keringat. Tiba-tiba saja Sandra menjatuhkan tubuhnya serta merangkul tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang montok itu menggencet dadaku. Aduh... empuknya! lalu kubiarkankan saja, sama-sama nikmat sih! Dan seketika juga kurasakan nafas Sandra memburu dan mempererat rangkulannya. Bagian bawah tubuhnya digeser- geserkan dengan nafsu. Sekali lagi aduh... enaknya!Tak disangka-sangka dia mencium bibirku dengan nafsu, aku sempat gelagapan. Tapi segera kubalas dengan penuh nafsu pula. Entah kenapa, padahal aku sedang tidak mood! Tangannya mulai meraba kemaluanku dan mulai diremas- remasnya. Aku pun mulai membalas meremas- remas buah dadanya yang besar itu. Aku benar-benar merasakan kenikmatan surga dunia. Tapi anehnya kemaluanku tetap saja tidak bereaksi. Sandra melepaskan rangkulannya dan berlutut sambil tangannya membuka paksa celana pendekku. Dikocoknya kemaluanku dengan bernafsu. Aku merasa geli sebab kemaluanku tidak berdiri. Aku bukan pertama kali ini senggama tapi baru kali ini kurasakan hal yang aneh seperti ini.Dengan penuh nafsu, dihisapnya kemaluanku dari batang kepala sampai batangnya. Aku merasa terkejut dan merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tiba-tiba saja aku merasa detak jantungku semakin menggebu, entah kenapa. Kulihat saja kepala Sandra maju mundur menghisap kemaluanku sambil kubelai-belai rambutnya yang disemir pirang. Usahanya mulai menampakkan sedikit hasil. Kemaluanku mulai bangkit secara perlahan. Dia melepaskan kaosnya dan tampaklah buahdadanya yang terbungkus BH putih. Kemudian dia melepas BH-nya dan mataku langsung berbinar melihat pemandangan seindah itu. Buah dada yang montok menggunung dengan bentuk yang bagus dan puting susu yang kecil berwarna kemerah- merahan.Kepala kemaluanku diusap-usapkan ke putingnya sambil terus dikocok-kocok batangnya. Aduh... aku mulai merasakan kemaluanku betul- betul tegang. Aku merasakan detak jantungku semakin menggila, mungkin darah dari jantungku terpompa ke kemaluanku. Dadaku rasanya kosong dan deg-degan. Sandra tersenyum kegirangan karena usahanya berhasil.Dia bangkit dan melepas celana panjangnya. Aku menghempaskan tubuhku di kasur dan kulihat kemaluanku mulai lemas lagi. Sandra melepas juga celana dalam putihnya dan kulihat bulu kemaluannya yang menghiasi lubang vaginanya tidak begitu banyak dan jarang-jarang. Pantatnya yang putih dan seksi serta berisi terlihat jelas. Tubuhnya putih bersih dan seksi bahkan kubilang terlalu seksi karena pantat dan buah dadanya besar sementara pinggangnya kecil. Karena melihat pemandangan seperti itu, kemaluanku bangkit kembali. Sambil tetap duduk di sofa, digenggamnya kemaluanku dan digesek-gesekkan di pintu masuk lubangnya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kemudian dimasukkannya kepala kemaluanku secara perlahan kevaginanya. Aku hanya merem melek keenakan. Sandra terus menaik- turunkan tubuhnya sementara house music terus mengalun. Buah dadanya bergoyang mengikuti gerakan naik-turun tubuhnya. Kutarik punggungnya hingga buah dadanya tepat berada di depan mulutku dan langsung kulumat- lumat dan kuhisap- hisap. Sandra mendesah- desah keenakan. Dia terus menduduki kemaluanku dan menggoyang- goyangkannya.Setelah sekian lama dengan posisi naik kuda seperti itu, aku merubah posisiku di atas dan dia di bawah. Langsung kugojlok kemaluanku sambil kupeluk dia erat- erat. Kuciumi sekujur wajahnya, telinganya, hidungnya. Dadanya tergencet bulat dan hangat di dadaku. Kupacu terus pantatku sampai aku merasa pegal semua. Keringatku terus mengucur dari seluruh pori-poriku tapi aku tak peduli. Sandra hanya meringis-ringis keenakan. Kami sudah tidak mempedulikan keadaan sekitar. Suara dengusan dan rintihan bercampur menjadi satu.Aku terus berjuang agar aku bisa mencapai puncak. Sudah tidak terhitung berapa kali batang kemaluanku mengobel lubang vaginanya. Aku terus mengocok vaginanya sambil memegang kedua belah kakinya. Aku harus tetap berkonsentrasi dengan memandang wajahnya sebab bila aku menutup mataku sebentar saja maka segera kurasakan batang kemaluanku mengecil. Kadang-kadang dengan posisi seperti itu, aku memegangi sepasang buah dadanya yang berayun. Sandra memintaku untuk menusuknya dari belakang, aku pun oke-oke saja. Keinginanku untuk mencapai kenikmatan sudah menggebu-gebu. Langsung kumasukkan saja kemaluanku dari belakang dan kumaju- mundurkan dengan agak kasar. Terus kukeluar- masukkan sambil kupegangi pinggulnya. Dia hanya merintih dan mendesah saja sambil memegangi kedua buah dadanya. Aku tanya kenapa dan dia jawab "Biar nggak kendor..." Aku gemas mendengar jawabannya itu. Dari belakang kupegangi buah dadanya yang bergoyang mengikuti gerakan pantatku. Saat itu tidak lagi kurasakan kenikmatan bersenggama tapi yang ada adalah keinginan untuk mencapai klimaks.Setelah beberapa saat, kami berganti posisi lagi. Kami bersenggama dengan posisi miring. Agak susah memang karena ukuran kemaluanku tidak sepanjang milik orang-orang bule. Satu kaki kuangkat dan begitu celah kewanitaannya merekah langsung kusumbat dengan kejantananku. Aku mencium bibirnya dengan nafsu sambil terus kugoyangkan pantatku. Sampai suatu saat aku benar-benar kelelahan dan kuhentikan gerakanku. Sandra yang menyadari hal itu dan merasakan kemaluanku mulai mengecil langsung mencabutnya dan dikocoknya. "Jangan lemas dulu... dong! Aduh...!" Dia membimbingku duduk dan dia memaksa kemaluanku untuk masuk ke vaginanya. Sambil duduk, dia yang menaik-turunkan pantatnya. Dia memeluk tubuhku erat-erat sehingga wajahku tergencet buah dadanya. Aku merasa kemaluanku bangkit kembali bahkan lebih perkasa. Kukonsentrasikan perhatianku.Terpaksa cerita ini kusingkat sebab kami bertempur seperti kesetanan dan kalau diceritakan akan panjang sekali. Fight to the death, man! Suatu saat aku merasakan bendunganku hampir jebol, "San... San... aku mau keluar nih.. San... Sandra...!" Begitu dia mendengar begitu, dia langsung menggoyang-goyangkan pinggulnya " Ya... ya... keluarin saja... aku juga sudah capek!" Dan jruooot... jrooot... Aku bergetar hebat ketika air maniku keluar. Sukmaku melayang ke langit yang paling tinggi. Nyawaku seakan-akan dicabut dari tempatnya. Benar-benar dapat dikatakan banjir karena banyak sekali. Mungkin ada 30 sendok makan. Air maniku seperti ceret yang dituang ke cangkir, gluk... gluk... dan seperti berebutan keluar. Semua bagian tubuhku lemas dan seperti mati rasa. Benar-benar nikmat, Sandra hanya memejamkan mata ketika air maniku membanjiri vaginanya. Kami berdua segera berbaring kelelahan.Benar-benar suatu pengalaman yang menyakitkan. Kulihat jamku sudah menunjukkan 5.30! Berarti kami bersetubuh hampir 3 jam. Setelah pengaruh ecstasy mulai terasa habis, aku merasa kemaluanku perih dan sakit semua. Kulihat batang dan kepalanya lecet- lecet dan luka. Dan kulihat juga vagina Sandra memerah dan seperti terbakar. Ternyata kami berdua terpengaruh ecstasy jenis yang sama, yang memang mencegah ereksi tapi begitu sekali ereksi wah bisa tahan berjam- jam. Apalagi kata teman- teman, Pink Love memang pada akhirnya menjurus ke arah seks. Sandra ketika kutanya bahkan mengaku orgasme sampai 34 kali dan itu bisa diaturnya. Ejekulasi kalau lagi "on" amat berbeda rasanya. Enak dan nikmat dan lain sebagainya. Malam itu benar- benar pengalaman yang tak terlupakan. Aku hampir seminggu sekali pasti trip dengan Sandra dan setelah pulang langsung bermain seks sampai pagi.Dan semua itu berakibat fatal karena pada saat kami pertama kali bersetubuh
spermaku telanjur masuk sehingga pada akhirnya Sandra hamil dan aku akhirnya mengawininya. Kuliahku berhenti di tengah jalan padahal hanya kurang 1 semester. Papa dan mamaku sebenarnya tidak setuju kalau aku mengawini Sandra tapi apa mau dikata. Mereka mengatakan kalau Sandra wanita murahan, pelacur, perek dan lain sebagainya. Tapi aku yakin dia tidak seperti itu. Dia memang pernah melakukan hubungan seks sebelumnya dengan pacar lamanya. Tapi yang paling penting dia mengandung bayiku! Semua ini gara-gara ecstasy, pil kecil seharga Rp 35.000, yang nikmat. Pil kecil itu pula yang membuyarkan semua cita-citaku dan memutuskan hubunganku dengan Mila.Sungguh hancur hati Mila ketika mendengar aku menghamili Sandra. Sampai sekarang Mila tidak mau bicara atau bertemu denganku. Aku merasa sedih sekali kalau mengingat masa lalu yang indah dengannya. Saat kami berdua jalan-jalan di sepanjang jalan Diponegoro atau surfing Internet bersama-sama. Ah... nggak mungkin hal tersebut terulang lagi. Biarlah! Semuanya telah terjadi, sekarang kami hidup dengan tenang di Solo dan aku meneruskan usaha ayahku di bidang angkutan.


Kisah nyata

--------------------------------------------------------------------------------

Nama saya Citra (samaran) , dan saya adalah mahasiswa semester 5 di salah satu universitas swasta ternama di bilangan Jakarta Pusat , dan apa yang akan saya ceritakan disini adalah kisah yang terjadi sekitar beberapa tahun yang lalu.

Hari Rabu adalah hari yang paling melelahkan bagiku ketika semester lima, bagaimana tidak, hari itu aku ada tiga mata kuliah, dua yang pertama mulai jam 9 sampai jam tiga dan yang terakhir mulai jam lima sampai jam 7 malam, belum lagi kalau ada tugas bisa lebih lama deh. Ketika itu aku baru menyerahkan tugas diskusi kelompok sekitar jam 7 lebih. Waktu aku dan teman sekelompokku, si Dimas selesai, di kelas masih tersisa enam orang dan Pak Didi , sang dosen.

"Bareng yuk jalannya, parkir dimana Citra ?" ajak Dimas "Jauh nih, di deket psikologi, rada telat sih tadi"

Dimas pulang berjalan kaki karena kostnya sangat dekat dengan kampus. Sebenarnya kalau menemaniku dia harus memutar agak jauh dari jalan keluar yang menuju ke kostnya, mungkin dia ingin memperlihatkan naluri prianya dengan menemaniku ke tempat parkir yang kurang penerangan itu. Dia adalah teman seangkatanku dan pernah terlibat one night stand denganku. Orangnya sih lumayan cakep dengan rambut agak gondrong dan selalu memakai pakaian bermerek ke kampus, juga terkenal sebagai buaya kampus.

Malam itu hanya tinggal beberapa kendaraan saja di tempat parkir itu. Terdengar bunyi sirine pendek saat kutekan remote mobilku. Akupun membuka pintu mobil dan berpamitan padanya. Ketika aku menutup pintu, tiba-tiba aku dikejutkan oleh Dimas yang membuka pintu sebelah dan ikut masuk ke mobilku.

"Eeii... mau ngapain kamu ?" tanyaku sambil meronta karena Dimas mencoba mendekapku.

"Ayo dong Citra, kita kan sudah lama nggak melakukan hubungan badan nih, saya kangen sama vagina kamu nih" katanya sambil menangkap tanganku.

"Ihh... nggak mau ah, saya capek nih, lagian kita masih di tempat parkir gila !" tolakku sambil berusaha lepas.

Karena kalah tenaga dia makin mendesakku hingga mepet ke pintu mobil dan tangan satunya berhasil meraih payudaraku lalu meremasnya. "Dimas... jangan... nggak mmhhh!" dipotongnya kata-kataku dengan melumat bibirku.

Jantungku berdetak makin kencang, apalagi Dimas menyingkap kaos hitam ketatku yang tak berlengan dan tangannya mulai menelusup ke balik BH- ku. Nafsuku terpancing, berangsur-angsur rontaanku pun melemah. Rangsangannya dengan menjilat dan menggigit pelan bibir bawahku memaksaku membuka mulut sehingga lidahnya langsung menerobos masuk dan menyapu telak rongga mulutku, mau tidak mau lidahku juga ikut bermain dengan lidahnya. Nafasku makin memburu ketika dia menurunkan cup BH ku dan mulai memilin-milin putingku yang kemerahan. Teringat kembali ketika aku ML dengannya di kostnya dulu. Kini aku mulai menerima perlakuannya, tanganku kulingkarkan pada lehernya dan membalas ciumannya dengan penuh gairah. Kira-kira setelah lima menitan kami ber-French kiss, dia melepaskan mulutnya dan mengangkat kakiku dari jok kemudi membuat posisi tubuhku memanjang ke jok sebelah. Hari itu aku memakai bawahan berupa rok dari bahan jeans 5 cm diatas lutut, jadi begitu dia membuka kakiku, langsung terlihat olehnya pahaku yang putih mulus dan celana dalam pink-ku.

"Kamu tambah nafsuin aja Citra, saya sudah tegangan tinggi nih" katanya sambil menaruh tangannya dipahaku dan mulai mengelusnya.

Ketika elusannya sampai di pangkal paha, diremasnya daerah itu dari luar celana dalamku sehingga aku merintih dan menggeliat. Reaksiku membuat Dimas makin bernafsu, jari-jarinya mulai menyusup ke pinggiran celana dalamku dan bergerak seperti ular di permukaannya yang berbulu. Mataku terpedam sambil mendesah nikmat saat jarinya menyentuh klistorisku. Kemudian gigitan pelan pada pahaku, aku membuka mata dan melihatnya menundukkan badan menciumi pahaku. Jilatan itu terus merambat dan semakin jelas tujuannya, pangkal pahaku. Dia makin mendekatkan wajahnya ke sana sambil menaikkan sedikit demi sedikit rokku.

Dan... oohh... rasanya seperti tersengat waktu lidahnya menyentuh bibir vaginaku, tangan kanannya menahan celana dalamku yang disibakkan ke samping sementara tangan kirinya menjelajahi payudaraku yang telah terbuka.

Aku telah lepas kontrol, yang bisa kulakukan hanya mendesah dan menggeliat, lupa bahwa ini tempat yang kurang tepat, goyangan mobil ini pasti terlihat oleh orang di luar sana. Namun nafsu membuat kami terlambat menyadari semuanya. Di tengah gelombang birahi ini, tiba- tiba kami dikejutkan oleh sorotan senter beserta gedoran pada jendela di belakangku. Bukan main terkejutnya aku ketika menengok ke belakang dan melihat dua orang satpam sampai kepalaku kejeduk jendela, begitu juga Dimas, dia langsung tersentak bangun dari selangkanganku. Satu dari mereka menggedor lagi dan menyuruh kami turun dari mobil. Tadinya aku mau kabur, tapi sepertinya sudah tidak keburu, lagian takutnya kalau mereka mengejar dan memanggil yang lain akan semakin terbongkar skandal ini, maka kamipun memilih turun membicarakan masalah ini baik-baik dengan mereka setelah buru-buru kurapikan kembali pakaianku.

Mereka menuduh kami melakukan perbuatan mesum di areal kampus dan harus dilaporkan. Tentu saja kami tidak menginginkan hal itu terjadi sehingga terjadi perdebatan dan tawar-menawar di antara kami. Kemudian yang agak gemuk dan berkumis membisikkan sesuatu pada temannya, entah apa yang dibisikkan lalu keduanya mulai cengengesan melihat ke arahku. Temannya yang tinggi dan berumur 40-an itu lalu berkata,

"Gini saja, bagaimana kalau kita pinjam sebentar cewek kamu buat biaya tutup mulut ?"

Huh, dasar pikirku semua laki-laki sama saja pikirannya tak jauh dari selangkangan. Rupanya dalam hal ini Dimas cukup gentleman juga, walaupun dia bukan pacarku, tapi dia tetap membelaku dengan menawarkan sejumlah uang dan berbicara agak keras pada mereka. Di tengah situasi yang mulai memanas itu akupun maju 
memegangi tangan Dimas yang sudah terkepal kencang. 

"Sudahlah Mas, nggak usah buang-buang duit sama tenaga, biar saya saja yang beresin" kataku

"Ok, bapak-bapak saya turuti kemauan kalian tapi sesudahnya jangan coba ungkit-ungkit lagi masalah ini !"

Walaupun Dimas keberatan dengan keputusanku, namun dia mau tidak mau menyerah juga. Aku sendiri meskipun kesal tapi juga menginginkannya untuk menuntaskan libidoku yang tanggung tadi, lagipula bermain dengan orang-orang seperti mereka bukan pertama kalinya bagiku. Singkat cerita kamipun digiring mereka ke gedung psikologi yang sudah sepi dan gelap, di ujung koridor kami disuruh masuk ke suatu ruangan yang adalah toilet pria. Salah seorang menekan sakelar hingga lampu menyala, cukup bersih juga dibanding toilet pria di fakultas lainnya pikirku.

"Nah, sekarang kamu berdiri di pojok sana, perhatiin baik-baik kita ngerjain cewek kamu !" perintah yang tinggi itu pada Dimas.

Di sudut lain mereka berdiri di sebelah kanan dan kiriku menatapi tubuhku dalam pakaian ketat itu. Sorot mata mereka membuatku nervous dan jantungku berdetak lebih cepat, kakiku serasa lemas bak kehilangan pijakan sehingga aku menyandarkan punggungku ke tembok.

Kini aku dapat melihat nama-nama mereka yang tertera di atas kantong dadanya. Yang tinggi dan berusia sekitar pertengahan 40 itu namanya Egy , dan temannya yang berkumis itu bernama Romli . Pak Egy mengelusi pipiku sambil menyeringai mesum.

"Hehehe... cantik, mulus... wah beruntung banget kita malam ini !" katanya

"Kenalan dulu dong non, namanya siapa sih ?" tanya Pak Romli sambil menyalami tanganku dan membelainya dari telapak hingga pangkalnya, otomatis bulu-buluku merinding dan darahku berdesir dielus seperti itu.

"Citra" jawabku dengan agak bergetar.

"Wah Citra yah, nama yang indah kaya orangnya, pasti dalemnya juga indah" Pak Egy menimpali dan disambut gelak tawa mereka.

"Non Citra coba sun saya dong, boleh kan ?" pinta Pak Romli memajukan wajahnya

Aku tahu itu bukan permintaan tapi keharusan, maka kuberikan satu kecupan pada wajahnya yang tidak tampan itu.

"Ahh...non Citra ini di mobil lebih berani masak di sini cuma ngecup aja sih, gini dong harusnya" Kata Pak Egy seraya menarik wajahku dan melumat bibirku.

Aku memejamkan mata mencoba meresapinya, dia makin ganas menciumiku ditambah lagi tangannya sudah mulai meremas-remas payudaraku dari luar. Lidahnya masuk bertemu lidahku, saling menjilat dan berpilin, bara birahi yang sempat padam kini mulai terbakar lagi, bahkan lebih dahsyat daripada sebelumnya. Aku makin berani dan memeluk Pak Egy, rambutnya kuremas sehingga topi satpamnya terjatuh. Sementara dibawah sana kurasakan sebuah tangan yang kasar meraba pahaku. Aku membuka mata dan melihatnya, disana Pak Romli mulai menyingkap rokku dan merabai pahaku.

Pak Egy melepas ciumannya dan beralih ke sasaran berikutnya, dadaku. Kaos ketatku disingkapnya sehingga terlihatlah buah dadaku yang masih terbungkus BH pink, itupun juga langsung diturunkan.

"Wow teteknya montok banget non, putih lagi" komentarnya sambil meremas payudara kananku yang pas di tangannya.

Pak Romli juga langsung kesengsem dengan payudaraku, dengan gemas dia melumat yang kiri. Mereka kini semakin liar menggerayangiku. Putingku makin mengeras karena terus dipencet-pencet dan dipelintir Pak Egy sambil mencupangi leher jenjangku, dia melakukannya cukup lembut dibandingkan Pak Romli yang memperlakukan payudara kiriku dengan kasar, dia menyedot kuat-kuat dan kadang disertai gigitan sehingga aku sering merintih kalau gigitannya keras. Namun perpaduan antara kasar dan lembut ini justru menimbulkan sensasi yang khas.

Tak kusadari rokku sudah terangkat sehingga angin malam menerpa kulit pahaku, celana dalamku pun tersingkap dengan jelas. Pak Romli menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku sehingga celana dalamku kelihatan menggembung. Tangan Pak Egy yang lainnya mengelusi belakang pahaku hingga pantatku. Nafasku makin memburu, aku hanya memejamkan mata dan mengeluarkan desahan-desahan menggoda. Aku merasakan vaginaku semakin basah saja karena gesekan-gesekan dari jari Pak Romli, bahkan suatu ketika aku sempat tersentak pelan ketika dua jarinya menemukan lalu mencubit pelan biji klitorisku. Reaksiku ini membuat mereka semakin bergairah. Pak Romli meraih tangan kiriku dan menuntunnya ke penisnya yang entah kapan dia keluarkan.

"Waw...keras banget, mana diamaternya lebar lagi" kataku dalam hati "bisa mati orgasme nih saya"

Aku mengocoknya perlahan sesuai perintahnya, semakin kukocok benda itu makin membengkak saja.

Pak Romli menarik tangannya keluar dari celana dalamku, jari-jarinya basah oleh cairan vaginaku yang langsung dijilatinya seperti menjilat madu. Kemudian aku disuruh berdiri menghadap tembok dan menunggingkan pantatku pada mereka, kusandarkan kedua tanganku di tembok untuk menyangga tubuhku.

"Asyik nih, malam ini kita bisa ngerasain pantat si non yang putih mulus ini" celoteh Pak Romli sambil meremasi bongkahan pantatku yang sekal.

Aku menoleh ke belakang melihat dia mulai menurunkan celana dalamku, disuruhnya aku mengangkat kaki kiri agar bisa meloloskan celana dalam. Akhirnya pantatku yang sudah telanjang menungging dengan celana dalamku masih menggantung di kaki kanan.

"Pak masukin sekarang dong" pintaku yang sudah tidak sabar marasakan batang-batang besar itu menjejali vaginaku.

"Sabar non, bentar lagi, bapak suka banget nih sama vagina non, wangi sih !" kata Pak Romli yang sedang menjilati vaginaku yang terawat baik.

ak Usep mendorong penisnya pada vaginaku, walaupun sudah becek oleh lendirku dan ludahnya, aku masih merasa nyeri karena penisnya yang tebal tidak sebanding ukurannya dengan liang senggamaku. Aku merintih kesakitan merasakan penis 
itu melesak hingga amblas seluruhnya. Tanpa memberiku waktu beradaptasi, dia langsung menyodok-nyodokkan penisnya dengan kecepatan yang semakin lama semakin tinggi. Pak Egy sejak posisiku ditunggingkan masih betah berjongkok diantara tembok dan tubuhku sambil mengenyot dan meremas payudaraku yang tergantung persis anak sapi yang sedang menyusu dari induknya. Pak Romli terus menggenjotku dari belakang sambil sesekali tangannya menampar pantatku dan meninggalkan bercak merah di kulitnya yang putih. Genjotannya semakin mambawaku ke puncak birahi hingga akupun tak dapat menahan erangan panjang yang bersamaan dengan mengejangnya tubuhku.

Tak sampai lima menit dia pun mulai menyusul, penisnya yang terasa makin besar dan berdenyut-denyut menggesek makin cepat pada vaginaku yang sudah licin oleh cairan orgasme.

"Ooohh... oohh... di dalam yah non... sudah mau nih" bujuknya dengan terus mendesah "Ahh... iyahh... di dalam aja... ahh" jawabku terengah-engah di tengah sisa-sisa orgasme panjang barusan.

Akhirnya diiringi erangan nikmat dia hentikan genjotannya dengan penis menancap hingga pangkalnya pada vaginaku, tangannya meremas erat-erat pinggulku. Terasa olehku cairan hangat itu mengalir memenuhi rahimku, dia baru melepaskannya setelah semprotannya selesai. Tubuhku mungkin sudah ambruk kalau saja mereka tidak menyangganya kuhimpun kembali tenaga dan nafasku yang tercerai-berai. Setelah mereka melepaskan pegangannya, aku langsung bersandar pada tembok dan merosot hingga terduduk di lantai. Kuseka dahiku yang berkeringat dan menghimpun kembali tenaga dan nafasku yang tercerai- berai, kedua pahaku mengangkang dan vaginaku belepotan cairan putih seperti susu kental manis.

"Hehehe...liat nih, air sperma saya ada di dalam vagina wanita kamu" kata Pak Romli pada Dimas sambil membentangkan bibir vaginaku dengan jarinya, seolah ingin memamerkan cairan spermanya pada Dimas yang mereka kira pacarku.

Opps...omong-omong tentang Dimas, aku hampir saja melupakannya karena terlalu sibuk melayani kedua satpam ini, ternyata sejak tadi dia menikmati liveshow ini di sudut ruangan sambil mengocok-ngocok penisnya sendiri. Kasihan juga dia pikirku cuma bisa melihat tapi tidak boleh menikmati, dasar buaya sih, begitu pikirku. Sekarang, Pak Romli menarik rambutku dan menyuruhku berlutut dan membersihkan penisnya, Pak Egy yang sudah membuka celananya juga berdiri di sebelahku menyuruhku mengocok penisnya.

Hhmmm...nikmat sekali rasanya menjilati penisnya yang berlumuran cairan kewanitaanku yang bercampur dengan sperma itu, kusapukan lidahku ke seluruh permukaannya hingga bersih mengkilap, setelah itu juga kuemut-emut daerah helmnya sambil tetap mengocok milik Pak Egy dengan tanganku. Aku melirik ke atas melihat reaksinya yang menggeram nikmat waktu kugelikitik lubang kencingnya dengan lidahku.

"Hei, sudah dong saya juga mau disepongin sama si non ini" potong Pak Egy ketika aku masih asyik memain-mainkan penis Pak Romli.


Pak Egy meraih kepalaku dan dibawanya ke penisnya yang langsung dijejali ke mulutku. Miliknya memang tidak sebesar Pak Romli, tapi aku suka dengan bentuknya lebih berurat dan lebih keras, ukurannya pun pas dimulutku yang mungil karena tidak setebal Pak Romli, tapi tetap saja tidak bisa masuk seluruhnya ke mulut karena cukup panjang. Aku mengeluarkan segala teknik menyepongku mulai dari mengulumnya hingga mengisap kuat-kuat sampai orangnya bergetar hebat dan menekan kepalaku lebih dalam lagi. Waktu sedang enak-enak menyepong, tiba- tiba Dimas mengerang, memancingku menggerakkan mata padanya yang sedang orgasme swalayan, spermanya muncrat berceceran di lantai. Pasti dia sudah horny banget melihat adegan-adegan panasku.

Merasa cukup dengan pelayanan mulutku, Pak Egy mengangkat tubuhku hingga berdiri, lalu dihimpitnya tubuhku ke tembok dengan tubuhnya, kaki kananku diangkat sampai ke pinggangnya. Dari bawah aku merasakan penisnya melesak ke dalamku, maka mulailah dia mengaduk-aduk vaginaku dalam posisi berdiri. Berulang-ulang benda itu keluar-masuk pada vaginaku, yang paling kusuka adalah saat-saat ketika hentakan tubuh kami berlawanan arah, sehingga penisnya menghujam vaginaku lebih dalam, apalagi kalau dengan tenaga penuh, kalau sudah begitu wuihh... seperti terbang ke surga tingkat tujuh rasanya, aku hanya bisa mengekspresikannya dengan menjerit sejadi-jadinya dan mempererat pelukanku, untung gedung ini sudah kosong, kalau tidak bisa berabe nih. Sementara mulutnya terus melumat leher, mulut, dan telingaku, tanganya juga menjelajahi payudara, pantat, dan pahaku. Gelombang orgasme kini mulai melandaku lagi, terasa sekali darahku bergolak, akupun kembali menggelinjang dalam pelukannya. Saat itu dia sedang melumat bibirku sehingga yang keluar dari mulutku hanya erangan- erangan tertahan, air ludah belepotan di sekitar mulut kami. Di sudut lain aku melihat Pak Romli sedang beristirahat sambil merokok dan mengobrol dengan Dimas.

Pak Egy demikian bersemangatnya menyetubuhiku, bahkan ketika aku orgasmepun dia bukannya berhenti atau paling tidak memberiku istirahat tapi malah makin kencang. Kakiku yang satu diangkatnya sehingga aku tidak lagi berpijak di tanah disangga kedua tangan kekar itu. Tusukan-tusukannya terasa makin dalam saja membuat tubuhku makin tertekan ke tembok. Sungguh kagum aku dibuatnya karena dia masih mampu menggenjotku selama hampir setengah jam bahkan dengan intensitas genjotan yang stabil dan belum menunjukkan tanda-tanda akan klimaks. Sesaat kemudian dia menghentikan genjotannya, dengan penis tetap menancap di vaginaku, dia bawa tubuhku yang masih digendongnya ke arah kloset. Disana barulah dia turunkan aku, lalu dia sendiri duduk di atas tutup kloset.

"Huh...capek non, ayo sekarang gantian non yang goyang dong" perintahnya

Akupun dengan senang hati menurutinya, dalam posisi seperti ini aku dapat lebih mendominasi permainan dengan goyangan-goyangan mautku. Tanpa disuruh lagi aku menurunkan pantatku di pangkuannya, kuraih penis yang sudah licin itu dan kutuntun memasuki vaginaku. Setelah menduduki penisnya, aku 

terlebih dahulu melepaskan baju dan bra-ku yang masih menggantung supaya lebih lega, soalnya badanku sudah panas dan bemandikan keringat, yang masih tersisa di tubuhku hanya rokku yang sudah tersingkap hingga pinggang dan sepasang sepatu hak di kakiku. Aku menggoyangkan tubuhku dengan gencar dengan gerakan naik- turun, sesekali aku melakukan gerakan meliuk sehingga Pak Egy mengerang karena penisnya terasa diplintir. Kedua tangannya meremasi payudaraku dari belakang, mulutnya juga aktif mencupangi pundak dan leherku.

Tiba-tiba aku dikejutkan oleh tangan besar yang menjambak rambutku dan mendongakkan wajahku ke atas. Dari atas wajah Pak Romli mendekat dan langsung melumat bibirku. Dimas yang sudah tidah bercelana juga mendekatiku, sepertinya dia sudah mendapat ijin untuk bergabung, dia menarik tanganku dan menggenggamkannya pada batang penisnya.

"Mmpphh... mmmhh !" desahku ditengah keroyokan ketiga orang itu. Toilet yang sempit itu menjadi penuh sesak sehingga udara terasa makin panas dan pengap.

"Ayo dong Citra... emut, sepongan kamu kan mantep banget"

Dimas menyodorkan penisnya kemulutku yang langsung kusambut dengan kuluman dan jilatanku, aku merasakan aroma sperma pada benda itu, lidahku terus menjelajah ke kepala penisnya dimana masih tersisa sedikit cairan itu, kupakai ujung lidah untuk menyeruput cairan yang tertinggal di lubang kencingnya. Ini tentu saja membuat Dimas blingsatan sambil meremas-remas rambutku. Aku melakukannya sambil terus bergoyang di pangkuan Pak Egy dan mengocok penisnya Pak Romli, sibuk sekali aku dibuatnya.

Sesaat kemudian penisnya makin membesar dan berdenyuk-denyut, lalu dia menepuk punggungku dan menyuruhku turun dari pangkuannya. Benar juga dugaanku, ternyata dia ingin melepaskan maninya di mulutku. Sekarang dengan posisi berlutut aku memainkan lidahku pada penisnya, dia mulai merem-melek dan menggumam tak jelas. Seseorang menarik pinggangku dari belakang membuat posisiku merangkak, aku tidak tahu siapa karena kepalaku dipegangi Pak Egy sehingga tidak bisa menengok belakang. Orang itu mendorongkan penisnya ke vaginaku dan mulai menggoyangnya perlahan. Kalau dirasakan dari ukurannya sih sepertinya si Dimas karena yang ini ukurannya pas dan tidak menyesakkan seperti milik Pak Romli. Ketika sedang enak-enaknya menikmati genjotan Dimas penis di mulutku mulai bergetar

"Aahhkk... saya mau keluar... non"

Pak Egy kelabakan sambil menjambaki rambutku dan creett...creett, beberapa kali semprotan menerpa menerpa langit-langit mulutku, sebagian masuk ke tenggorokan, sebagian lainnya meleleh di pinggir bibirku karena banyaknya sehingga aku tak sanggup menampungnya lagi.

Aku terus menghisapnya kuat-kuat membuatnya berkelejotan dan mendesah tak karuan, sesudah semprotannya berhenti aku melepaskannya dan menjilati cairan yang masih tersisa di batangnya. Dengan klimaksnya Pak Egy, aku bisa lebih berkonsentrasi pada serangan Dimas yang semakin mengganas. Tangannya merayap ke bawah menggerayangi payudaraku. Dimas sangat pandai mengkombinasikan serangan halus dan keras, sehingga aku dibuatnya melayang-layang. Gelombang orgasme sudah diambang batas, aku merasa sudah mau sampai, namun Dimas menyuruhku bertahan sebentar agar bisa keluar bersama. Sampai akhirnya dia meremas pantatku erat-erat dan memberitahuku akan segera keluar, perasaan yang kutahan-tahan itu pun kucurahkan juga. Kami orgasme bersamaan dan dia menumpahkannya di dalamku. Vaginaku serasa banjir oleh cairannya yang hangat dan kental itu, sperma yang tidak tertampung meleleh keluar di daerah selangakanganku.

Aku langsung terkulai lemas di lantai dengan tubuh bersimbah peluh, untung lantainya kering sehingga tidak begitu jorok untuk berbaring di sana. Vaginaku rasanya panas sekali setelah bergesekan selama itu, dengan 3 macam penis lagi. Lututku juga terasa pegal karena dari tadi bertumpu di lantai. Setelah merasa cukup tenaga, aku berusaha bangkit dibantu Dimas. Dengan langkah gontai aku menuju wastafel untuk membasuh wajahku, lalu kuambil sisir dari tasku untuk membetulkan rambutku yang sudah kusut. Aku memunguti pakaianku yang berserakan dan memakainya kembali. Kami bersiap meninggalkan tempat itu.

"Lain kali kalau melakukan hubungan badan hati-hati, kalau ketangkap kan harus bagi-bagi" begitu kata Pak Egy sebagai salam perpisahan disertai tepukan pada pantatku.

"Citra... Citra... sori dong, kamu marah ya !" kata Dimas yang mengikutiku dari belakang dalam perjalananku menuju tempat parkir.

Dengan cueknya aku terus berjalan dan menepis tangannya ketika menangkap lenganku, dia jadi tambah bingung dan memohon terus. Setelah membuka pintu mobil barulah aku membalikkan badanku dan memberi sebuah kecupan di pipinya seraya berkata

"Saya nggak marah kok, malah enjoy banget, lain kali kita coba yang lebih gila yah, see you, good night"

Dimas hanya bisa terbengong di tengah lapangan parkir itu menyaksikan mobilku yang makin menjauh darinya.

Kenikmatan Janda Muda

Nama saya Firman, saya berusia 23 tahun dan saat ini saya kuliah dan bekerja. Cerita ini bermula pada saat saya jalan- jalan dengan teman- teman saya di suatu kawasan di Jakarta yang memang sudah cukup terkenal di kalangan anak muda.Saat saya sedang melintas di jalan Sudirman saya melihat seorang wanita dan saya menghentikan kendaraan saya lalu kami pun berkenalan.Wanita tersebut bernama Nia dan dia masih berumur 19 tahun dengan tinggi kurang lebih sekitar 175 dan dengan ukuran bra sekitar 36 C akhirnya saya menawarkan dia untuk mengantar pulang dan dia pun setuju, maka akhirnya kami jalan pulang tanpa ada apa- apa.Kesokan harinya pada pukul 10.00 Nia menghubungi saya via HP saya"Hallo, Firman ya?""Siapa nih?", tanya saya"Nia, masa lupa yang semalam kenalan..""Oh, iya.. lagi dimana nih.""Lagi di Blok M, kamu ada acara nggak hari ini?""Ehmm, nggak ada tuh kenapa?" , jawab saya"Bisa jemput?""Ya udah dimana?""Di McDonald Blok M aja ya jam 11.00""Ok"Singkat cerita langsung saya meluncur ke arah Blok MSesampainya disana kami ngobrol sejenak lalu kami memutuskan untuk pergi."Mau kemana nih?" tanya saya"Terserah kamu aja..""Main kerumahku sebentar yuk mau nggak?""Ok", jawabnya dengan santai."Ga takut?" , tanya saya"Takut apa?""Kalo diperkosa gimana?"Tapi dia dengan santainya menjawab, "Ga usah diperkosa juga mau kok.. he.. he.." sambil melirik kearahku dan mencubit manja pinggangku.Kemudian saya bertanya, " Bener nih?"Dia menjawab, " Siapa takut?"Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Tebet yang memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai saya lalu mempersilahkan Nia untuk masuk lalu kami duduk bersebelahan dan saya menggoda dia."Bener nih nggak takut diperkosa?"Dia malah menjawab, "Mau perkosa aku sekarang?" ujarnya sambil membusungkan dadanya yang montok itu.Aku tidak tahu siapa yang memulai tiba- tiba bibir kami sudah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, saya ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas BH nya.Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya."Ahh.. esst.. terus yang..", Nia udah mulai meracau tidak jelas saat lidah saya turun ke dadanya diantara kedua bukitnya.Lidah saya terus menjalar di buah dadanya namun tidak sampai pada pentilnya.Nia mendesah-desah, "Man isep Man ayo Man gue pingin elo isep Man.."Namun aku tidak memperdulikannya dan masih bermain di sekitar pentilnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya.Akhirnya kepalaku ditarik Nia dan ditempelkannya teteknya ke mulutku."Ayo Man isep Man jangan siksa gue Man.."Akhirnya mulutku menghisap tetek sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku meremas- remas tetek sebelah kanannya."Ohh.. aah.. esst.. enak Man terus sedot yang keras Man gigit Man ohh..", racaunya.Sambil kusedot teteknya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya.Nia pun tidak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk celana dalamku sehingga mencuatlah 'adekku' yang sudah berdiri tegak itu dan Nia terpana."Gila gede banget Man punya elo.."Dan tanpa dikomando langsung Nia memasukan kontolku ke dalam mulutnya yang mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Nia menjilat- jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai selurh batangnya terjilat olehnya."Ah.. enak Ni terus Ni" aku pun menahan nikmat yang luar biasa.Akhirnya aku berinisiatif dan memutar tubuhku sehingga posisi kami menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir vaginanya Nia mendesah."Ah.. enak Man esst.. terus Man.."Akhirnya Nia menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian klitorisnya."Ahh.. Man aku sampai Man.." sambil mulutnya terus mengelum penisku sedotan Niapun semakin cepat dan kuat pada penisku maka aku merasakkan denyut-denyut pada penisku."Ni, gue juga mau sampai Ni ahh..""Barengan ya.."Mendengar itu Nia makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati penisku dan akhirnya.."Acchh.. ach..", crot.. crot.. crott.., 8 kali penisku menyemprotkan sperma dalam mulut Nia dan dia menelan semuanya sehingga kamipun keluar secara bersamaan.Akhirnya Niapun menggelimpang disampingku setelah menjilati seluruh penisku hingga bersih."Makasih ya Man aku dah lama nggak orgasme sejak suami gue kabur..", kata Nia"Emang suami kamu kemana?""Ga tau tiba- tiba dia ngilang setelah gue ngelahirin anak gue""Lho kamu dah punya anak?""Udah umur setahun, Man"Kemudian Nia memeluk saya dengan eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah saya, lalu saya cium bibirnya lembut dia pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Kemudian Nia memgang kemaluan saya yang masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga secara otomatis 'adikku' langsung berdiri dan mengeras.Kemudian Nia menaiki tubuh saya lalu menjilati habis seluruh tubuh saya mulai dari mulut hingga ujung kaki."Ach.." desahku sejalan dengan jilatan di tubuhku.Kemudian Nia mengulum penisku terlihat jelas dari atas bagaimana penisku keluar masuk mulutnya yang mungil itu."Ah. sst.. enak Sayang terus sedot Sayang achh.." desahanku semakin mengeras.Lalu kuputar tubuhku sehingga posisi 69 dengan Nia diatas tubuhku lalu aku menjilati vagina Nia dan kuisep klitoris Nia."Ahh.. enak Man terus Sayang, aku Sayang kamu achh.." desah Nia meninggi.Kemudian Nia memutar tubuhnya kembali dan dia memegang 'adikku' yang sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang vagina setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Nia. Sehingga perlahan- lahan masuklah penis saya ke liang senggama Nia"Auw.. sst.. ohh.. geede banget sih punya kamu yang" lirih Nia."Punya kamu juga sempit banget Yang, enak.. ah.." kataku.Perlahan-lahan aku tekan terus penisku ke dalam vaginanya yang sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Nia mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat penis saya seperti disedot- sedot.Nia berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia mengerang."Ahh.. Sayang aku keluar Yang, ahh.." racaunya.Setelah itu tubuh dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik tubuhnya tanpa melepas penisku yang ada di dalam vaginanya. Setelah aku berada diatasnya maka langsung kugenjot Nia dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Nia mengalami orgasme yang ketiga kali dalam waktu yang singkat ini."Ahh.. Sayang aku keluar lagi Sayang ahh.." Desah Nia."Kamu lama banget sih Sayang" desah Nia sambil terus menggoyangkan pinggulnya memutar."Ahh terus Sayang sstt enak Sayang terus.." racaunya."Iya aku juga enak Sayang terus Sayang ahh.. enak Sayang mentok banget ah.." racauku tak kalah hebatnya.Akhirnya setelah aku menggenjot Nia selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yang mendesak ingin keluar dari bagian penisku."Sayang, aku mau keluar Sayang""Mau di dalam atau diluar Sayang?" kataku."Bentar Sayang aku juga mau keluar lagi nih ahh.." desah Nia."Di dalem aja Sayang biar aku tambah puas" desah Nia lagi."Ahh.. sst.. Sayang aku keluar Sayang ahh.." racauku"Barengan Sayang aku juga sampai ah.. ahh.. oh.." desah Nia."Ahh.. Sayang aku keluar Sayang ahh.. sst.. ohh.." desahku."Aahh" menyemprotlah spermaku sebanyak 9 kali."Emmhh.." saat itu juga si Nia mengalami orgasme."Makasih ya Sayang" kata Nia sambil mencium bibirku mesra.Setelah itu kami langsung membersihkan diri di kamar mandi dan didalam kamar mandi pun kami sempat 'main' lagi ketika kami saling membersihkan punya pasangan kami masing- masing tiba-tiba Nia jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au dalam posisi berdidi mencoba menahan nikmatnya. Namun aku tidak tahan menahan gejolak yang ada maka aku duduk di ws dan Nia duduk di atasku dengan posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali penisnya kedalam vaginanya."Bless.. ahh.. sst.. enak Sayang ahh.." racaunya mulai menikmati permainan.Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dengan posisi seperti itu maka aku suruh memutar tubuhnya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas penisku dan aku suruh Nia menungging dengan berpegangan pada tepian bak mandi dan ketika dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil meremas-remas buah dadanya yang mengayun-ayun."Ah.. Man aku mau keluar Man.." desahnya."Man aah.." , terasa cairan orgasme Nia kembali membasahi penisku.Karena kondisi Nia yan lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan penisku dan Nia melanjutkannya dengan mengulum penisku hingga akhirnya.."Ni aku mau keluar Sayang.. ah..", Sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah penisku sehingga terlihat penisku amblas semua ke mulutnya yang mungil itu.Dan ketika Nia menyedot penisku maka.. "Ah.. Ni.." akhirnya aku semprotkan seluruh spermaku ke mulut Nia dan aku lihat Nia menelan semua spermaku tanpa ada yang tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan penisku dengan menjilati sisa-sisa seluruh sperma yang ada.Setelah itu kami saling membersihkan tubuh kami masing- masing dan kami kembali ke kamar dengan tubuh yang sama-sama telanjang bulat dan kami tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuh kami dan kami saling mencium dan meraba serta ngobrol- ngobrol sejenak.Tanpa terasa kami sudah berada di rumahku hampir selama 4 jam. Maka akhirnya kami mengenakan baju kami masing-masing dan setelah itu aku mengantarkan Nia pulang ke kostannya di daerah Blok M dan berjanji untuk saling menghubungi. Hingga saat ini diturunkan kami masih sering melakukan hubungan intim. 
TAMAT-----

Kekasihku Tunanganku

Ceritanya waktu aku masih SMA kelas 3, aku punya temen yang sangat akrab. Dia bukan hanya cantik, tapi juga seksi dan mempunyai kulit yang putih, sehingga jika dilihat dia akan sangat menggairahkan.Aku berteman dengannya dari kecil, dan kedua orang tua kami selalu menyuruh kita untuk tetap bersama kapanpun dan dimana pun. Sehingga kamipun selalu bersama-sama kemanapun, hingga tidak jarang orang lain menganggap kita pacaran.Awalnya sih kita tidak pernah menanggapinya dengan serius, sampi pada saat aku berulang tahun yang ke-17 tahun. Memang pada awalnya kita pengin merayakan ulang tahunku ini berdua saja, tetapi tanpa pengetahuanku dan dia ternyata kedua orang tua kita menyiapkan sebuah pesta kecil dirumahku. Akhirnya pesta tersebut dirayakan dengan sangat menyengangkan walaupun hanya ada keluargaku dan keluarganya.Dan pada akhir pesta secara mengejutkan dia berbicara pada orang tuaku dan orang tuanya bahwa dia sangat mencintai aku karena selama dia bersamaku dia merasa aman dantentram. Akhirnya tanpa menjawab akhirnya saya menariknya keluar dan mengajaknya jalan- jalan.Walaupun sebenarnya aku mencintainya dari dulu, tetapi ada orang lain yang lebih aku sayangi, tetapi aku tetap bersyukur ternyata dia mencintai aku. Akhirnya kita merayakan malam ulang tahunku dengan berkeliling kota mengendarai motor. Hingga akhirnya kita menepi ditempat yang strategis buat orang pacaran dan kita bedua berpelukan erat sambil berciuman.Tak terasa setengah jam kita berciuman, untung enggak ada orang yang lihat. Karena sudah merasa tak kuat lagi akhirnya kita berdua sepakat untuk melanjutkannya dihotel saja. Satelah ijin orang tua akhirnya kita check-in disebuah hotel. Sampai dikamar kita langsung berpelukan dan berciuman mesra. Hingga akhirnya aku meremas kedua payudaranya dan dia merasa sangat ingin untuk ML denganku. Akhirnya aku buka semua pakaiannya dan menciumi dan minjilati semua payudaranya.Sementara saya bergerilya dia tak kalah agresif, dia mulai menurunkan celanaku dan mulai meremasnya. Karena dia memaksa ingin merasakan penisku maka aku mengalah untuk memberinya kesempatan untuk bergerilya terlebih dahulu. Ternyata dia sangat agresif, semua penisku langsung dihisapnya tanpa ampun. Memang selama ini kita memeng sering nonton film bokep bersama tetapi kami tidak pernah melakukannya.Sekitar setengah jam dia mengulum penisku dan akhirnya aku tidak kuat lagi."Say,aku dah mau keluar nih.." tanpa dihiraukan lagi dia malah tambah gresif mengulum dan mengkocok penisku hingga muncrat spermaku didalam mulutnya." Aaaaaaahhhhhhhhhhh.. .......,enak sekali Say..."Lalu dia bangkit dan kamipun berciuman. Saya sangat kaget ternyata dia tidak menelan spermaku tetapi hanya menyimpannya dimulutnya. Kamipun berciuman sambil bertukar spermaku didalam mulut.Setelah kira-kira 5 menit akhirnya dia menelan semua spermaku. Lalu dia duduk di atas meja rias sambil membuka lebar selangkangannya. Karena saya baru pertama kali liat Vagina secara langsung maka langsung aku jilat dan aku hisap semua yang ada divaginanya sampai saya menemukan klitorisnya."Trus say, ya tadi itu disitu enak banget, aaaaaaahhhhhhh...... .. uuuuuhhhhhhhhh..&quo t; matanya yang menutup menambah gairah bagiku untuk menjilati vaginanya. Kir-kira lima menit dia akhirnya menegang dan menjepit kepalaku, tenyata dia orgasme untuk yang pertama kalinya seumur hidupnya."Simpan dimulut say, aku juga pengin rasain cairanku sendiri."Akhirnya aku hisap semua sampai hahis. Ternyata cairannya sangat banyak. Samapi-sampai tidak muat dimulutku, dan kamipun berciuman sambil bertukar cairan vaginanya yang akhirnya dia telan semua. Kamipun bersiap untuk melakukan seks untuk yang pertamaya bagi kami. Lalu aku tutup matanya dengan saputanganku lalu aku angkat dia ke atas westafel dikamar mandi.Kamipun bermain seks untuk yang pertama kalinya dikamar mandi. Pada awalnya saya suruh dia diatas agar dia terbiasa dan bisa menerima penisku. Awalnya semua berjalan lancar, tetapi entah kenapatiba-tiba dia terpleset dan akhirnya semua penisku masuk semua kedalamvaginanya.Dia menjerit sangat keras karena kesakitan, tetapi saya sudah mengantisipasinya dengan cara menciuminya. Saking sakitnya dia sampai menangis, tetapi karena gairahnya sudah sampai puncak maka dia lanjutkan dengan menggoyangkan pinggulnya sehingga rasa sakitnya hilang dan bergantikenikmatan.Kira-kira lima belas menit kita bemain akhirnya kita berdua keluar bersama dan berpelukan erat. Lalu permainan kita lanjutkan dikasur dengan bantuan sebuah botol minuman. Awalnya saya ingin melakukannya melalui anusnya, tetapi karena dia kesakitan maka aku ganti dengan botol minuman dan berjalan sukses, dan akhirnya botol tersebut aku ganti dengan penisku.Kami melakukannya sampai siang dan kami langsung check- uot. Sebelum pulang kami jalan-jalan dulu untuk membali sepasang cincin untuk pertunangan kita. Sesampainya dirumah kami minta ijin kepada orang tua untuk bertunangan, untung orang tua kami setuju.Akhir-akhir ini kami baru tahu bahwa orang tua kami ternyata berencana menjodohkan kami, ternyata orang tua kami kalah cepat dibandingkan kita berdua.TAMAT-----

Kak Linda Tetanggaku

Perkenalkan namaku Rendi, umurku saat ini 19 tahun. Kuliah
dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua
setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri
sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa
saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg. Di situs ini aku
akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa
yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena
pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku
masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini
benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.

Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di
bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang
sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama
namanya Rio di sudah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang
satu lagi namanya Linda. Saat itu dia kuliah semester 4
jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota
kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri.
Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup
seusianya tidak besar banget tapi kenceng.

Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main
dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu
ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri
ditinggal bersama kakaknya Linda.

"Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus"ajak
Putri

Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi
pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan
seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang
dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena
masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya
didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya
mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Linda pulang dari
kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri
kakaknya di depan pintu masuk.

"Hai kak baru pulang dari kampus"
"Ngapain kamu buka baju segala" Kak Linda memandangi adiknya.
"Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Rendi
jadi dokternya, tapi sepi kak masa pasiennya cuma satu. Kakak
lelah nggak. Ikutan main ya kak?"
"Oh mainan toh... Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian
dulu gerah banget nih"

Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri
asyik main dan Kak Linda merebahkan tubuhnya ditempat tidur
disamping kami. Aku melihat Kak Linda sangat cantik ketika
berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan
kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.

"Ayo Kak cepetan, malah bengong" ajak Putri pada kakaknya.

Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena
udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia
ganti baju

"Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas
banget" Kak Linda menyuruh kami.

Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana
panjangnya, dia memakai cd warna putih berenda dengan model
g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha
putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya
dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh
kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia
membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya
ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena belum
pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku
melihat pantatnya yang uuuhhh. Dia memilih baju agak lama,
otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia
memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa
bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna
coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari
Putri. Putri melihatku.

"Rendi koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian
kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi."
Kak Linda ngomel,"Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa
lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya
Ren?"dia bercanda.
Akupun menundukan mukaku karena malu."Tapikan kak, susunya
kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Rendi."
Putri menjawab ketus."Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu
juga nggak malu sudah ayo main lagi." Linda menjawab adiknya.
Kami pun bermain kembali.

Giliran Kak Linda aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya,
dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di
dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia
memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena
malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia
merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu
ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.

"Kak ngapain... Emang enak banget diperiksa... Kayak orang
sakit beneran banget." Putri Tanya ama kakaknya.
Kak Linda pun berhenti."Yuk kita mandi soalnya sudah sore
lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan." Ajak
Kak Linda pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju
ganti.

Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban
yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun
bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada
shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya
dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama 
kakaknya dia suruh 
buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak Linda
melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah
tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi
horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya.
Jreng... Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra
tranparan ama cd yang tadi dia pake dihadapan kami.

"Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak
kecil."
"Ihh... Kakak... Punya kakak itu menonjol" ledek adiknya.

Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku."biarin"sambil
dia pegang sendiri putting dia menjawab lalu dia membasahi
badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara
cewek lagi berkembang. Beitu kena air dari shower bra Kak
Linda agak melorot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku.
Payudaranya hendak seakan melompat keluar.

"Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya...".

Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan
anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras
gede banget. Lalu Kak Linda mendekat dan melihatku serta
menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak
Linda melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada
waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan
mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia
kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.

"Ooohh... Apa itu..." (pura pura dia tidak tahu) Putripun
tertawa melihatnya.
"Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras
tapi culun ya kalau belum disunat" Kak Linda memberitahukan
pada adiknya.

Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.

"Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak" pinta Kak
Linda pada kami.
"Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang
desa." adiknya menjawab.

Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing
dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan
pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi
payudaranya.

"Sudah buka aja sekalian cd nya nanti kotor kena bau cd
kakak," ujar Putri kepada kakaknya.

Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan cdnya dengan hati
hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat
wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri
membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya
yang sudah telanjang bulat.

"Kak anu... anu... Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada
rambutnya dikit," aku memujinya.

dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya
lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri
kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku,
ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak
Linda terus berdiri sambil melirikku.

Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang
dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil
mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung
menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya
saran plus ide gila.

"Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya."

Lalu Kak Linda menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami
jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.

"Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum" dia berkata pada
kami.

Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku
pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar
kepalaku ditarik ke arah payudaranya.

"Ayo sedot yang kuat... Ahhh... Cepet... Gigit pelan pelan...
Acchhh," kata itu keluar.

Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya.
Tiba tiba Putri berhenti.

"Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan
aja sudah jamnya kamu les" Putri pun bergegas turun dan
berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia
lagi.

Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku
dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu
yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan
memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku
untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan
penisku.

Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun
dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka
selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.

"Rendi ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu
kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak
yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vagina" akupun
hanya mengangguk.

Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan
handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian
luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya
dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub
melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti
sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia
suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar
dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok
dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku
berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan
tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan
tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya. 

...Seeerrr... Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak
sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek.
Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung
menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga
kelihatan kepalanya.

"Kakak enggak jijik ya kan buat kencing" aku bertanya pada dia
tapi dia terus mengulumnya maju mundur.

Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku
langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia
menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak
sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar
semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk
didalam mulutnya.

"Kak aku mau kencing dulu" aku menyela.

Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan
kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi
tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu
dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana
seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba
kacanga itu menjadi sangat keras.

Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan
lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus
menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah
beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vagina.

"Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget
rasanya" dia menyuruhku.

Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia
menyuruh aku untuk menekan keras. Dan blesss masuk semuanya
dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.

"Acchc terus... yang cepet... ah... ah... ah..." dia mendesis,
dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.

Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua
daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak
ada yang air mengalir. Dan serrr... seeerrrs air kencingku
membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar
dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil. Kemudian dia
berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku
seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku
melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang.
Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan
kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama
adiknya.

Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa
yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya
karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu
dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya
tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin
terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama. 

Indah Gue di Warnet

Saya ingin skali bercrita tentang pengalaman que diwarnet tepatnya 2 tahun lalu,sebut saja saya daniel,tinggi saya 170,60,putih,dan panjang mr.P saya 20cm.Yah saat itu saya sedang chatting di warnet didaerah jakarta selatan memang hari sudah malam sekitar jam 23.30,namun saya sebenarnya sudah 2 jam chatting,dari mulai penuh yang makai internet hingga akhirnya tinggal saya sendiri."Tak lama kemudian datang seorang wanita yang ingin membuka internet juga,entah mengapa dengan sengaja saya pura- pura bertanya jam padanya,namun mata ku sambil melirik ke id e-mail dia,sebut saja namanya Indah,, "ahirnya langsung lah kumulai masuk ke e-mail Indah,aku pun berpura-pura lagi berknalan,dengan berbagai cara aku memancingnya,hingga ahirnya kita membicarakan masalah sex,yah memang selalu seperti itu kerjaanku kalau chatting,selalu mencari cw yang mau diajak ngomong masalah sex,tapi yang satu ini benar- benar nyata dan dia pun duduk persis didepan tempat aku chat,"Indah yg hanya memakai rok mini,dengan tangtop warna hijau stabillow dan kuningnya kulit yang dimilikinya,sungguh membuat semua jemari dan tubuh gemetar kencang sekali sehingga untuk mengetik tulisan di keyboard pun rasanya sangat susah, ditambah dengan payudaranya yang berukuran 36b,aku tahu itu coz mungkin aku sudah pengalaman masalah sekitar payudara,makin membuatku gelisah tak karuan."Tiba-tiba dia pun sering kali melirik ke arah aku, oh my god,mungkinkah dia mengetahui bahwa yang sedang chat sama dia saat ini adalah aku yang ternyata hanya dudu dihadapannya,,?"Dan ternyata benar dia pun tahu, Indah langsung membalas kata-kataku di chat.."ooo, kamu rupanya didepan aku yah...??ujarnya sambil melirik ke aku." Hmm...i..i...ya....j awabku."Dan Indah pun bukan nya marah melainkan dia malah makin menggairahkan kata- katanya di chat bersama ku,dan herannya lagi,Indah malah menarik rok mini nya sambil dia menulis...." daniel..kamu mau yah kalu kita melakukannya malam ini juga..?"Ya ampun,,dengan cepatnya aku me- reply,"Indah mana mungkin,ini kan di tempat umum..??"dan nampaknya dia sudah sangat bergairah sekali karna omongan yang dari tadi kita bahas,terkejut nya lagi aku dibuatnya dengan ide gilanya itu,,Indah menyuruh aku untuk pergi segera ke toilet, memang pada saat itu yang jaga warnet telah sibuknya dengan chatting pula, ,maklum lah sudah sepi."Ahirnya akupun ke toilet,dan ternyata baru saja aku hendak menutup pintu tpiletnya,,, tiba-tiba saja........'Hmm...D aniel...(sahutnya lembut)"Denagn gerogi aku menjawabnya...'i...i ya Indah..." Hmm....langsung diraihnya batangku dan dimainkannya walupun hanya dari luar,dan dia pun meminta agar aku juga memainkan putingnya yang tanpa kusadari sudah dilepasnya tangtop hijau dan BH yang dipakainya,wOw sunggu ahli Indah dalam hal ini," Langsung kujilati putingnya dan dia benar-benar merintih...aaaaaahh. ...hmmmm....trus niel...ayo....jilati terus sayyaaang......aaaah hh......dia pun sambil membuka celana ku,yang akhirnya kita benar- benar telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh kami berdua,"Terus Daniel sayang....aaahhh...o ougghhffffff......ee ...nak sayang...ujarnya sambil merintih keenakan....!Dan permainan pun kuganti,kini kita memakai gaya 69,, kijilati terus dinding vagina nya yang tanpa dihuni sedikitpun bulu, benar=benar bersih dan wangi....hmmm...enak Indah...tanyaku manja...?Iyah niel....kamu pintar sekali....hmmm...aah hhh.....ahirnya Indah pun tak tahan lagi,langsung dia meminta aku untuk memasukkan batang ku ini yang sudah tak karuan bengkak dan panjang ini ke dalam vaginanya,yang ternyata sudah basah dari tadi,"Hmm..pelan- pelan sayang..(ujarnya lembut)Anu mua gede banget niel...aahhhh....aah hh....Daniel sayang terus sayang.....oughfff.. ...ooohhhhh...ayun terus daniel...ayo sayang......!!" Aku pun terus mengayun seirama dengan dia....aaahhh...Inda h....vagina mua sangat empuk sayang...oohhh...... ...!!!!!!" Oooh....aaahhhh...Da niel...aku sudah gak tahan lagi niel...ahhhhh...hmmm m......terus sayang ayun terusss......aku sudah mau keluar niel...ayo sayang....aaaahhh... ...!!!"Rintihan demi rintihan terus keluar dari bibir nya yang tipisz dan mungil itu."Aku pun sudah tak tahan lagi sebenarnya batang ini rasa sudah gemetar sekali....aaaahh.... ..ooohhhh....(aku benar-benar ngrasa nikmatnya vagina Indah)" Aaaahhh....Daniel..a ku mau keluar...."Iya sayang..aku juga...(ucapku)..... ..." Aaahh.....ohhhh...oo uughfff....hmmmm.... ..akhirnya kita pun dapat bersamaan mengeluarka banyak cairan terutama cairan Indah benar- benar derasnya terasa diujung mulut batang ku.....haaaaaah...le tihnya badan ini......dengan sepontan kita langsung membenahi busana kita yang telah berantakan dan memakainya kembali,"Namun Indah terlebih dahulu keluar dan kembali ditempat dia chatting,baru seling 10 menit aku menyusul.tak terasa permainan kita tadi hampir mencapai 50 menit....."dan seling waktu setengah jam kami pun udahan....dan Indah ternyata tak puas dan mengajak ku untuk buka kamardi century park di daerah senayan.....maka kami pun meluncur kesana....dan permainanpun dimulai kembali............"Tapi kali ini benar-benar jauh berbeda,karna lebih tenang.dan santai.............TAMAT-----


http://peperonity.com

Selasa, 26 Juni 2012

Gairah Sahabat Temanku

Namaku Andhika, aku seorang siswa Kelas 1 di SMU yang cukup top di kota Makassar. Pada hari itu aku ingin mengambil tugas kimia di rumah salah satu teman cewekku, sebut saja Rina. Di sana kebetulan aku ketemu sahabat Rina. Kemudian kami pun berkenalan, namanya Laura, orangnya cukup cantik, manis, putih dan bodinya sudah seperti anak kelas 3 SMU, padahal dia baru kelas 3 SMP. Pakaian sekolahnya yang putih dan agak kekecilan makin menambah kesan payudaranya menjadi lebih besar. Ukuran payudaranya mungkin ukuran 32B karena seakan akan baju seragam SMP-nya itu sudah tidak mampu membendung tekanan dari gundukan gunung kembar itu.Kami saling diam, hanya aku sedang mengamati dadanya dan pantatnya yang begitu montok. Wah serasa di langit ke-7 kali kalau aku bisa menikmati tubuh cewek ini, pikirku. Terkadang mata kami bertemu dan bukannya ke GR-an tapi aku rasa cewek ini juga punya perasaan terhadapku. Setelah satu jam berada di rumah Rina, aku pun berpamitan kepada Rina tetapi dia menahanku dan memintaku mengantarkan Laura pulang karena rumahnya agak jauh dan sudah agak sore dan kebetulan aku sedang bawa " Kijang Rangga" milik bapakku.Akhirnya aku menyetujuinya hitung- hitung ini kesempatan untuk mendekati Laura. 


Setelah beberapa lama terdiam aku mengawali pembicaraan dengan menanyakan, " Apa tidak ada yang marah kalau aku antar cuma berdua, entar pacar kamu marah lagi..?" pancingku. Dia cuma tertawa kecil dan berkata, "Aku belum punya pacar kok." Secara perlahan tangan kiriku mulai menggerayang mencoba memegang tangannya yang berada di atas paha yang dibalut rok SMP-nya. Dia memindahkan tangannya dan tinggallah tanganku dengan pahanya. Tanpa menolak tanganku mulai menjelajah, lalu tiba-tiba dia mengangkat tanganku dari pahanya, " Awas Andhi, liat jalan dong! entar kecelakan lagi.." dengan nada sedikit malu aku hanya berkata, "Oh iya sorry, habis enak sih," candaku, lalu dia tersenyum kecil seakan menyetujui tindakanku tadi. Lalu aku pun membawa mobil ke tempat yang gelap karena kebetulan sudah mulai malam, " Loh kok ke sini sih?" protes Laura. Sambil mematikan mesin mobil aku hanya berkata,"Boleh tidak aku cium bibir kamu?"Dengan nada malu dia menjawab,"Ahh tidak tau ahh, aku belum pernah gituan.""Ah tenang aja, nanti aku ajari, " seraya langsung melumat bibir mungilnya.Dia pun mulai menikmatinya, setelah hampir lima menit kami melakukan permainan lidah itu. Sambil memindahkan posisiku dari tempat duduk sopir ke samping sopir dengan posisi agak terbungkuk kami terus melakukan permainan lidah itu, sementara itu dia tetap dalam posisi duduk. Lalu sambil melumat bibirnya aku menyetel tempat duduk Laura sehingga posisinya berbaring dan tanganku pun mulai mempermainkan payudaranya yang sudah agak besar, dia pun mendesah, "Ahh, pelan- pelan Andhi sakit nih.." Kelamaan dia pun mulai menyukaiku cara mempermainkan kedua payudaranya yang masih dibungkus seragam SMP.Mulutku pun mulai menurun mengitari lehernya yang jenjang sementara tanganku mulai membuka kancing baju seragam dan langsung menerkam dadanya yang masih terbungkus dengan "minishet" tipis serasa " minishet" bergambar beruang itu menambah gairahku dan langsung memindahkan mulutku ke dadanya."Lepas dulu dong 'minishet'-nya, nanti basah?" desahnya kecil."Ah tidak papa kok, entar lagi, " sambil mulai membuka kancing "minishet", dan mulai melumat puting payudara Laura yang sekarang sedang telanjang dada.Sementara tangan kananku mulai mempermainkan lubang kegadisannya yang masih terbungkus rok dan tanganku kuselipkan di dalam rok itu dan mulai mempermainkan lubangnya yang hampir membasahi CD- nya yang tipis berwarna putih dan bergambar kartun Jepang. Mulutku pun terus menurun menuju celana dalam bergambar kartun itu dan mulai membukanya, lalu menjilatinya dan menusuknya dengan lidahku. Laura hanya menutup mata dan mengulum bibirnya merasakan kenikmatan. Sesekali jari tengahku pun kumasukkan dan kuputar-putarkan di lubang kewanitaannya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus. Dia hanya menggenggam rambutku dan duduk di atas jok mobil menahan rasa nyeri. Setelah itu aku kecapaian dan menyuruhnya, " Gantian dong!" kataku. Dia hanya menurut dan sekarang aku berada di jok mobil dan dia di bawah.


 Setelah itu aku menggenggam tangannya dan menuntunnya untuk mulai membuka celana "O'neal"- ku dan melorotkannya. Lalu aku menyuruhnya memegang batang kemaluanku yang dari tadi mulai tegang.Dengan inisiatif-nya sendiri dia mulai mengocok batang kemaluanku."Kalau digini'in enak tidak Andhi?" tanyanya polos."Oh iya enak, enak banget, tapi kamu mau nggak yang lebih enak?" tanyaku.Tanpa berbicara lagi aku memegang kepalanya yang sejajar dengan kemaluanku dan sampailah mulutnya mencium kemaluanku. "Hisap aja! enak kok kayak banana split," dia menurut saja dan mulai melumat batang kemaluanku dan terkadang dihisapnya. Karena merasa maniku hampir keluar aku menyuruhnya berhenti, dan Laura pun berhenti menghisap batang kemaluanku dengan raut muka yang sedikit kecewa karena dia sudah mulai menikmati "oral seks" . Lalu kami pun berganti posisi lagi sambil menenangkan kemaluanku. Dia pun kembali duduk di atas jok dan aku di bawah dengan agak jongkok. Kemudian aku membuka kedua belah pahanya dan telihat kembali liang gadis Laura yang masih sempit. Aku pun mulai bersiap untuk menerobos lubang kemaluan Laura yang sudah agak basah, lalu Laura bertanya, "Mau dimasukin tuh Andhi, mana muat memekku kecilnya segini dan punyamu segede pisang?" tanyanya polos. "Ah tenang aja, pasti bisa deh," sambil memukul kecil kemaluannya yang memerah itu dan dia pun sendiri mulai membantu membuka pintu liang kemaluannya, mungkin dia tidak mau ambil resiko lubang kemaluannya lecet.Secara perlahan aku pun mulai memasukan batang ...kemaluanku, "Aah.. ahh.. enak Andi," desahnya dan aku berusaha memompanya pelan-pelan lalu mulai agak cepat, "Ahh.. ahh.. ahh.. terus pompa Andi." Setelah 20 menit memompa maniku pun sudah mau keluar tapi takut dia hamil lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dan dia agak sedikit tersentak ketika aku mengeluarkan batang kemaluanku."Kok dikeluarin, Andi?" tanyanya."Kan belum keluar?" tanyanya lagi."Entar kamu hamilkan bahaya, udah nih ada permainan baru," hiburku.Lalu aku mengangkat badannya dan menyuruhnya telungkup membelakangiku."Ngapain sih Andi?" tanya Laura."Udah tunggu aja!" jawabku.Dia kembali tersentak dan mengerang ketika tanganku menusuk pantat yang montok itu."Aahh.. ahh.. sakit Andhi.. apaan sih itu..?""Ah, tidak kok, entar juga enak."Lalu aku mengeluarkan tanganku dan memasukkan batang kemaluanku dan desahan Laura kali ini lebih besar sehingga dia menggigit celana dalamku yang tergeletak di dekatnya."Sabar yah Sayang! entar juga enak!" hiburku sambil terus memompa pantatnya yang montok. Tanganku pun bergerilya di dadanya dan terus meremas dadanya dan terkadang meremas belahan pantatnya. Laura mulai menikmati permainan dan mulai mengikuti irama genjotanku. "Ahh terus.. Andhi.. udah enak kok.." ucapnya mendesah. Setelah beberapa menit memompa pantatnya, maniku hendak keluar lagi. "Keluarin di dalam aja yah Laura?" tanyaku. Lalu dia menjawab, "Ah tidak usah biar aku isep aja lagi, habis enak sih, " jawabnya. Lalu aku mengeluarkan batang kemaluanku dari pantatnya dan langsung dilumat oleh Laura langsung dihisapnya dengan penuh gairah, " Crot.. crot.. crot.." maniku keluar di dalam mulut Laura dan dia menelannya. 


Gila perasaanku seperti sudah terbang ke langit ke- 7."Gimana rasanya?" tanyaku."Ahh asin tapi enak juga sih," sambil masih membersihkan mani di kemaluanku dengan bibirnya.Setelah itu kami pun berpakaian kembali, karena jam mobilku sudah pukul 19:30. Tidak terasa kami bersetubuh selama 2 jam. Lalu aku mengantarkan Laura ke rumahnya di sekitaran Panakukang Mas. Laura tidak turun tepat di depan karena takut dilihat bapaknya. Tapi sebelum dia turun dia terlebih dahulu langsung melumat bibirku dan menyelipkan tanganku ke CD-nya. Mungkin kemaluannya hendak aku belai dulu sebelum dia turun. "Kapan-kapan main lagi yach Andhi!" ucapnya sebelum turun dari mobilku. Tapi itu bukan pertemuan terakhir kami karena tahun berikutnya dia masuk SMU yang sama denganku dan kami bebas melakukan hal itu kapan saja, karena tampaknya dia sudah ketagihan dengan permainan itu bahkan Laura pernah melakukan masturbasi dengan pisang di toilet sekolah. Untung aku melihat kejadian itu sehingga aku dapat memberinya " jatah" di toilet sekolah.TAMAT-----